Perhelatan kehidupan yang membuat hidup ini gersang
memungkinkan orang untuk berbuat sekehendak hati atau sekehendak rasa yang tidak memperhatikan Roso Pangroso tapi Roso Rumongso
ada sebuah cerita
pada hari sabtu sore saya pingin beli sate, eh ternyata saya lama sekali karena sudah bertahun-tahun tidak makan sate ( karena kondisi punya keturunan Hipertensi ) jadi takut penyakit kambuh, tapi tak tahu aku berhenti di sebuah warung sate dan beli dua bungkus
Tak tahu kenapa ternyata penjual sate aku kenal dan dia berkeluh kesah karena tidak serame dulu jualan satenya
dan tidak kusadari ku bilang " Pak hidup itu seperti pentil yang ada di ban kita , kadang di atas kadang di bawah , yang kita bicarakan bukan pentilnya tapi siasat bagaimana jika pentil itu berada di puncak dan pas kondisi pentil itu berada di bawah "
sambil membakar sate pesanan dia berkata :" saya tidak tahu kalau dulu itu jaya dan baru ku sadari setelah terpuruk ini :" demikian kata tukang sate
Iya pak kita tidak tahu bahwa sekarang di puncak kita hanya tahu kalau pas kondisi di bawah ternyata hari kemarin itu adalah puncak
Untuk itu ku jawab:" untuk itu pak sebaiknya setiap hari baik kelihatan susah atau pun gembira kita harus Syukur dan Iklas atas pemberian Sang Pencipta dan Syukur iklas itu di maknai dengan sifat kehati-hatian dan Waspada " Elwas= Eling Lan Waspodho"
kulanjut cerita bahwa Jika Kita posisi diatas harus gimana dan pas Posisi dibawah harus mengapa
untuk itu kita sekali lagi Iklas dan Bersyukur juga ditambah dengan berprasangka Baik Kepada Allah dan Rosul NYA.
Sambil ngomong ternyata Pesenan sudah jadi
dan ku pulang membawa sate dua bungkus untuk keluarga .
Komentar
Posting Komentar